Kamis, 12 Januari 2012

Obat anti epilepsi pada anak (bagian 2)

Apakah anak saya harus mengkonsum


si obat anti epilepsi?
Sekitar 2/3 anak yang mendapatkan epilepsi dapat mengontrol keadaannya dengan obat. Namun, apakah anda ingin anak anda mengkonsumsi atau tidak tetaplah pilihan anda. Bertanyalah kepada dokter tentang pro dan kontra konsumsi obat bagi anak anda. Anda juga dapat bertanya tentang opsi pengobatan lainnya. Jadilah orang tua yang proaktif bertanya kepada dokter.
Apakah obat anti epilepsi harus dikonsumsi dengan rutin?
Obat anti epilepsi sebaiknya dikonsumsi dengan rutin. Karena begitu obat diminum, obat langsung diserap oleh darah dan dialirkan ke otak dan mulai bekerja. Seiring waktu, obat dikeluarkan oleh tubuh sehingga kadarnya dalam darah berkurang. Mengkonsumsi obat dengan teratur berarti menambah kekurangan ini secara teratur sehingga kadarnya dalam tubuh senantiasa tetap.
Waktu mengkonsumsi tidaklah terlalu penting, tapi disarankan untuk mengkonsumsi dosis yang tepat pada waktu yang sama setiap hari, dan jarak antar dosis sama.
Misalnya:
  • Obat anti epilepsi dikonsumsi 2 kali sehari, maka jarak antar dosis sekitar 10-12 jam.
  • Obat anti epilepsi dikonsumsi 3 kali sehari, jarak antar dosis sekitar 8 jam.
Untuk memudahkan, aturlah waktunya agar cocok dengan jadwal tidur anak. Dapat juga mengkonsumsi sebelum/sesudah makan untuk memudahkan mengingat.
Biasanya, tidak ada bahaya jika sesekali melupakan obat, tapi selalu diusahakan untuk tidak melupakan jadwal minum obat. Jika lupa, maka:
  • Jika obat anti epilepsi dikonsumsi sekali sehari, segera minum ketika ingat.
  • Jika obat anti epilepsi dikonsumsi 2 kali sehari, jika sudah melewati 6 jam, maka tunggu saja jadwal berikutnya.
  • Jika obat anti epilepsi dikonsumsi 3 kali sehari, tunggu saja jadwal berikutnya.
Bagaimana membantu anak saya minum obat?
Tergantung dari usia anak. Anak yang masih kecil mungkin perlu dibantu mengingat obat mereka. Anak yang lebih besar mungkin dapat dilibatkan dalam mengatur obat mereka sehingga mereka merasa lebih terlibat.
Kotak-kotak kecil untuk mengingat dosis juga mungkin dapat membantu. Kotak-kota ini biasanya berisi dosis u/ 2-3 kali sehari untuk 1 minggu.
Untuk bayi, obat dapat dilarutkan dalam air sebelum diminumkan.
Apa yang harus saya lakukan jika anak saya sakit?
Jika anak anda mengalami diare atau muntah, hal ini dapat mengurangi dosis obat yang diserap tubuh. Secara umum, jika anak ada sakit:
  • Dalam 1 jam sesudah minum obat, berikan satu dosis baru
  • Sesudah 1 jam, tunggu hingga waktu minum obat berikutnya.
Jika anak anda sakit untuk jangka waktu yang lama, tanyakan kepada dokter anda langkah apa yang sebaiknya anda lakukan.
Apa yang saya lakukan jika anak saya minum obat yang lain juga?
Beberapa jenis obat anti epilepsi mungkin dapat berinteraksi dengan obat lain. Tapi biasanya obat umum seperti paracetamol, calpol, duprol, nurofen tidak menunjukkan interaksi. Bagaimanapun juga, sampaikan kepada dokter anda, obat apa saja yang sedang dikonsumsi anak.
Apa epilepsi dan obat anti epilepsi mempengaruhi perilaku anak?
Bagaimana epilepsi mempengaruhi daya belajar anak?
Apakah anak saya akan selalu perlu obat anti epilepsi?
Kadang anak-anak sembuh dari serangan dengan sendirinya (disebut spontaneous remission) yang terjadi pada sindrom epilepsi anak.
Namun ada pula anak yang perlu mengkonsumsi obat untuk jangka panjang, bahkan bertahun-tahun.
Jika anak tidak mendapat serangan selama 2 tahun atau lebih, dokter mungkin akan mengurangi dosis perlahan hingga berhenti untuk melihat apakah serangan benar-benar telah berhenti. Ini tergantung pada kondisi anak dan jenis epilepsi yang mereka dapat.
Jika serangan datang lagi, mengkonsumsi kembali obat sebelumnya biasanya memberikan kontrol yang sama seperti sebelumnya. Tapi kadang obat itu tidak berfungsi seperti dulu. Sehingga sebelum menghentikan obat, perlu dipertimbangkan efeknya pada anak jika serangan mulai lagi.
Status epilepticus
Biasanya serangan epilepsi berhenti dengan sendirinya. Tapi jika serangan berlangsung selama lebih dari 30 menit, atau serangan susul menyusul tanpa tenggang di antaranya, kondisi ini disebut status epilepticus (status). Terkadang status dipicu karena lupa minum obat.
Status untuk serangan tonik clonik adalah kondisi darurat dan perlu ditangani segera oleh tim medis.
Tindakan darurat untuk status biasanya dengan obat sedatif (penenang). Obat penenang mempunyai efek menenangkan pada otak dan dapat menghentikan serangan. Kapan obat penenang diberikan penenang tergantung berapa lama serangan normal biasanya berlangsung.
Dua jenis obat yang biasanya digunakan adalah diazepam dan midazolam.
  • Rectal diazepam dapat dimasukkan melalui anus.
  • Buccal midazolam diberikan ke buccal cavity yaitu diantara pipi dan gusi.
Kedua obat ini adalah obat penenang. Walaupun jarang terjadi, obat ini kadang menyebabkan kesulitan bernafas sehingga harus dilakukan observasi dengan hati-hati setelah mereka bangun dari serangan.
Obat-obat ini memerlukan pelatihan khusus untuk dapat diberikan pada waktu darurat. Sehingga orang tua yang diberikan obat-obat ini sebaiknya telah melakukan latihan secara mental dan memiliki rencana tertulis mengenai kapan dan bagaimana memberikan obat ini.
Apa yang dapat dilakukan jika obat tidak berfungsi seperti yang diharapkan?
Jika anak tidak merespon obat dengan baik, ada beberapa opsi pengobatan lainnya, misalnya operasi, stimulasi vagus nerve dan diet ketogenik. Namun semua harus dilakukan dengan pertimbangan matang dan konsultasi dengan dokter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar